Senin, 12 September 2011

wisata pekalongan


 
Museum Batik Nasional PekalonganJawa Tengah, hingga kini mengoleksi sedikitnya 1.089 kain batik dari berbagai macam motif dan corak.

Manajer Mueseum Batik Nasional Pekalongan, Bilqis Diab, di Pekalongan, Sabtu, mengatakan seribu lebih koleksi kain batik berjenis kontemporer, tradisional, dan pesisir ini berasal dari sumbangan para pencinta batik Indonesia.

"Koleksi kain batik yang tersimpan di museum ini memang paling lengkap. Kain batik yang dikoleksi di sini juga merupakan jenis batik yang dipengaruhi dari Keraton Solo, YogyakartaPekalongan, dan Lasem," katanya.

Setiap tahunnya, menurut dia, koleksi batik kuno tersebut akan dipamerkan secara bergantian, mengingat tempat untuk pameran terlalu sempit.

"Koleksi batik kuno akan kami pamerkan, dan diganti setiap tiga hingga empat bulan dalam setahunnya," katanya menjelaskan.

Kepopuleran Museum Batik Nasional Pekalongan yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 16 Juli 2006, kata dia, tidak terlepas dari sejarah masyarakat Pekalongan yang identik bermata pencaharian sebagai perajin batik.Wisata Indonesia Surga Dunia 






sejarah pekalongan


sEjaRah siNgkAt kotA PEKALONGAN

Asal usul nama Kota Pekalongan sebagaimana diungkapkan oleh masyarakat secara turun temurun terdapat beberapa versi. Salah satunya disebutkan adalah pada masa Baurekso menjadi Bupati Pekalongan dan juga sebagai Tokoh Panglima Kerajaan Mataram. Pada tahun 1628 beliau mendapat perintah dari Sultan Agung untuk menyerang kompeni di Batavia. Maka ia berjuang keras, bahkan diawali dengan bertapa seperti kalong / kelelawar (bahasa Jawa topo ngalong) di di hutan gambiran (sekarang : kampung Gambaran). Dalam pertapaannya diceritakan bahwa Ki Baurekso digoda dan diganggu prajurit siluman utusan Dewi Lanjar, namun tidak berhasil bahkan Dewi Lanjar dipersunting Baurekso sebagai isterinya. Sejak saat itu, daerah tersebut terkenal dengan nama Pekalongan.

Dalam versi lain disebutkan bahwa nama Pekalongan juga berasal dari kata Apek dan Along (bahasa jawa : apek (mencari), along (banyak)). Hal ini berkaitan dengan perairan laut di daerah Pekalongan yang kaya hasil ikannya.